Powered By Blogger

Selasa, 17 Februari 2015

GUNUNG LIMAN ROUTE JENDRAL SUDIRMAN

sumber : https://unting.wordpress.com/2008/11/17/pendakian-wilis-zuidperjalanan-melalui-route-jendral-sudirman/


PENDAKIAN WILIS ZUID(PERJALANAN MELALUI ROUTE JENDRAL SUDIRMAN)

“Naik – naik ke puncak gunung Tinggi – tinggi sekali Kiri kanan kulihat saja…..iephedan rosyi ( he2)” saya kutip dari kotareyog.com salah satu postingan dari noersam yg menceritakan pendakiannya ke LAWU pada 16-17 Agustus 2008 kemarin.Iniceritanya lain “Naik2 ke puncak gunung ….. kiri kanan TAK kulihat IEPE dan ROSYi “ Ya iyalah(masa ya iya dong… basi tau…) pada saat itu belum kenal sama mereka he he he.Oh ya jadi inget ma teman2 pas pendakian ke WILIS tahun 2002 yang kuingat Aziz ukin, Anteng, Hasan, Wasti, Yuda, Adri cah Goil, Bambang, Rahmat, Panji, Mandan yg sempat pingsan dan masih banyak lagi deh maaf ngk bias nyebutin satu persatu.
Eitttt jadi lupa mau ngapain he heh ini critanya pendakian ke Wilis menyusuri Rote Jendral Sudirman, suatu perjalanan yang panjang Dari Ponorogo-Wilis-Nganjuk memakan waktu kurang lebih sekitar 3 hari 2 malam.
Wilis jajaran pegunungan dengan ketinggian 2288 mdpl dengan posisi diantara lima kota yaitu madiun, nganjuk, kediri, trenggalek dan ponorogo. Dengan kondisi geografis semacam itu kita mencoba untuk menelusurinya melewati route Jendral Sudirman dengan mengambil start di pasar desa warung bung kec. Sooko.Sebenarnya ada beberapa jalur pendakian yang bisa dilalui, jalur barat dari madiun lewat dagangan-kare-kandangan. Jalur utara dari nganjuk lewat sawahan. tepatnya hari sabtu, 9 Februari 2002 adalah pendakian wajib yang diikuti oleh seluruh anggota muda angkatan X sebagai penerapan awal dari hasil Diklatsar kemarin. Di dampingi para anggota biasa yang saat itu kita semua berjumlah 24 personil dengan 16 cowok dan 8 cewek setelah diberangkatkan dari kampus sekitar pukul 9.30 dan memakan waktu 1 jam kita sampai di tempat start kemudian dimulailah perjalanan panjang tepat pukul 11.00 WIB.
Dengan jalur makadam pada + 3 Km pertama melalui perumahan penduduk, kita berjalan beriringan diselingi sendau gurau. Anteng & aziz ukin yang waktu itu sebagai leader mengawali perjalanan, memasuki kawasan hutan homogen dengan spesies tumbuhan pinus kita beristirahat setelah 1 jam perjalanan untuk melakukan sholat dzuhur. Rahmat dan Eri sebagai penyapu berjalan dengan santainya menikmati alam.
Kurang lebih 5 Km berikutnya kita mulai memasuki kawasan hutan heterogen dengan berbagai macam spesies tumbuhan. Elang spesies binatang yang kita lihat pertama saat itu, berputar-putar diawan seakan sedang mencari sasaran mangsa. Semakin kedalam kita masuk hutan heterogen yang sangat lebat dan pohon tinggi di dominasi oleh anggrek yang menempel indah. Terlihat pohon yang bergoyang disana sehingga membuat kita penasaran untuk mengamati dan ternyata beberapa komunitas kera penghuni hutan tersebut sedang bermain – main asyik, kita pun tetap meneruskan perjalanan. Dengan melewati beberapa mata air berhenti sejenak untuk membasuh muka serta menghilangkan dahaga.
Perjalanan 1 jam dalam hutan homogen dan 3 jam melalui hutan hiterogen kemudian baru kita masuk dalam perkebunan kopi yang sangat luas di daerah jeladri, kandangan masih termasuk kabupaten madiun. 2 jam berikutnya barulah kita sampai pada penduduk terakhir di desa seklayar dan disitulah kita beristirahat serta bermalam. Setelah menempuh perjalanan sekitar 6 jam melalui jalur setapak, menerjang panas , hujan, kabut, dingin, kita sampai pada planing pertama yaitu desa seklayar yang merupakan penduduk terakhir sebelum puncak. 18.30 tepatnya waktu itu kita sampai, disambut dengan ramah oleh penduduk setempat, dipersilahkan beristirahat dirumah penduduk yang kosong sedang sebagian di mushola.
Pagi hari berikutnya, setelah packing, makan pagi dan bersosialisasi dengan penduduk setempat kita berpamitan untuk melanjutkan perjalanan ke puncak. Di persimpangan jalur yang salah satunya menuju puncak dan yang lainya menuju air terjun sedudo, kita berhenti untuk meninggalkan carier dan hanya membawa perbekalan secukupnya, senter dan ponco. 2 personil Aziz dan Hengki menunggu barang tersebut dan mendirikan camp/bivouak juga perapian. Perjalanan menuju puncak masih memakan waktu 6 jam lagi sehingga barang bawaan perlu ditinggal.Hasan menjadi leader dan anteng menjadi penyapu, dengan menempuh medan yang sangat sulit, jalur panjang, tanjakan tetapi kita bersemangat untuk mencapai puncak. Dalam perjalanan ke puncak kita sempat beristirhat sebanyak tiga kali, yang pertama di bukit batu tulis karena disitu ada batu yang bertulis dan yang kedua di bukit berikutnya yang biasanya di sebut bukit putus asa, disebut demikian karena pendaki jaman dulu untuk mencapaii puncak serasa jauh dan nggak sampai-sampai padahal sudah melalui beberapa puncak namun di depannya masih ada puncak. Hingga pukul 15.30 akhirnya kita sampai di puncak liman Gunung Wilis, meskipun dalam keadaan hujan dan kabut serta udara dingin yang menusuk sampai ketulang. Setelah sampai di puncak kita langsung mengadakan upacara do’a dan pelantikan dari salah seorang dari teman kita yang tidak bisa dilantik bersama–sama pada waktu sebelumnya karena suatu hal.
Sewaktu dipuncak ada dua teman kita yang jatuh pingsan Panji dan Mandan, dan teman-teman lainnya merasa takut dan khawatir seandainya dengan kondisii yang demikian mereka tidak kuat untuk turun dari puncak, tapi syukur alhamdulillah beberapa menit kemudian keadaan mereka sudah pulih, haripun semakin sore dan berkabut. Pukul 16.30 tepat akhirnya kami turun, kali ini Bambang Jembing sebagai leader dan Hasan sebagai penyapu, keadaan sekiling kami menjadi gelap, dingin dan hujan dan jalanpun tak terlihat, satu persatu kami mengeluarkan senter kemudian perjalanan dilanjutkan, tiba-tiba ditengah perjalanan bambang berhenti karena jalur tidak terlihat kemudian Rahmat menggantikan Bambang sebagai leader, dan akhirnya pada pukul 23.30 kita pun sampai dibase camp dengan selamat, kita tidak menyangka telah melewati perjalanan yang sangat panjang, berliku dan melelahkan.
Hujan deras dan angin serta udara dingin yang menyelimuti kita dalam beristirahat di bivaouk bagi yang cowok sedang bagi cewek beristirihat dalam tenda Doom, karena tidak muat sebagian dari kita terpaksa tidur sambil duduk, tetapi karena rasa lelah dan capek kami bisa tertidur pulas.
Keesokan harinya merupakan hari ketiga, kita segera melanjutkan perjalanan kembali setelah melakukan packing dan persiapan, jam menunjuk pada pukul 08.30kita meneruskan sisa perjalanan yang masih memakan waktu lebih dari 6 jamberangkat menuju lokasi air terjun sedudo Nganjuk. Dengan berjalan santai melewati hutan homogen dan heterogen menempuh jarak waktu 4 jam baru kita menemui perkampungan berbagai desa, sawah, perkebunan jeruk, perkebunan cengkeh, alpokat, taman bunga rose, bukit, jurang dan sungai dengan pemandangan yang sangat indah, sejuknya udara pegunungan. Dalam perjalanan yang jauh ini telah mengahbiskan logistik kita, ada yang menipis bahkan ada yang sudah habis, tapi alhamdulillah kita telah sampai pada perkampungan penduduk. Tak terasa lokasi yang dituju sudah berada didepan mata, sekitar pukul 15.00 akhirnya kita sampai dilokasi wisata air terjun sedudo, Nganjuk. Sesampainya disana kita langsung membersihkan diri, berganti pakaian dan sholat. Sekitar 2 jam kemudian, dirasa sudah cukup dalam menikmati suasana air tejun, kita meninggalkan lokasi wisata air terjun sedodo dengan transportasi truk kita menuju ke terminal Nganjuk, kemudian naik bus jurusan ponorogo. Perjalanan yang panjang dan jauh dengan menempuh jarak sekitar 60 km lebih ini terasa sangat singkat, dan tak terasa akhirnya kita telah sampai di Ponorogo ketika jarum jam menunjukkan pukul 20.00, dengan sambutan yang cukup hangat dari teman-teman di sekretariat yang telah menunggu kadatangan kita.
Assalamua’alaikum ……………… ?
Wa’alaikum Salam Warahmatullah ………. ?

2 komentar: