Powered By Blogger

Sabtu, 09 Mei 2015

RAUNG JALUR LUWAK

sumber : http://anamko.blogspot.com/2012/11/ekspedisi-raung-jalur-luwak-banyuwangi.html

Ekspedisi Raung Jalur Luwak Banyuwangi - SPECTA (Part I)



Lama juga nih gak posting blog. Setelah sebelumnya saya memposting tentang berita terkini dari aktivitas gunung Raung terkini (Oktober 2012), saya jadi teringat untuk menulis catoper (Catatan dan Poto Perjalalanan) gunung Raung yang saya lakukan akhir Februari sampai awal Maret 2012 lalu. Simak yukk...
Pendakian ekspedisi ini dilaksanakan dalam rangka syarat untuk naik jenjang menjadi anggota penuh di Mapala SPECTA IAIN Surakarta. Dalam ekspedisi angkatan Moksa Ravine SPECTA, tempat yang menjadi tujuan ekspedisi adalah gunung Raung (3.332 mdpl) dan tebing Sepikul (450 m). Secara pribadi penulis akan memaparkan tentang gambaran umum gunung Raung yang telah dipilih penulis sebagai medan ekspedisi Gunung Hutan.
Gunung Raung merupakan bagian dari kelompok pegunungan Ijen yang terdiri dari beberapa gunung, diantaranya gunung Suket (2.950 mdpl), gunung Raung, (3.332 mdpl), gunung Pendil (2.338 mdpl), gunung Rante (2.664 mdpl), gunung Merapi (2.800 mdpl), gunung Remuk (2.092 mdpl), dan Kawah Ijen.
Gunung Raung adalah sebuah gunung yang terletak di ujung timur pulau Jawa. Gunung dengan ketinggian 3.332 m.dpl ini mempunyai kaldera dengan kedalaman 500 meter, selalu berasap dan sering menyemburkan api. Gunung Raung termasuk gunung berapi yang masih aktif dengan kaldera di puncaknya dan kelilingi oleh banyak puncak kecil, Menurut catatan letusan terdahsyat terjadi pada tahun 1638 M. Gunung strato volcano ini secara geografis terletak di Kabupaten Banyuwangi, Jember dan Bondowoso, secara astronomis terletak pada 08° LU-07° LS dan 114° BB-021°BT.[1]

Puncak Raung dari Sisi Selatan (Puncak Pandawa Lima)
             Puncak gunung ini berupa gigir kaldera. Kawahnya sangat luas dan dalam serta sangat curam. Sesungguhnya masih ada titik tertinggi lain, namun kita tidak dapat menuju ke sana, karena tidak terdapat jalur serta dibutuhkan perlengkapan yang memadai. Di puncak sering bertiup angin kencang disertai hujan, menyebabkan udara sangat dingin. Suhu dapat mencapai 2-10 derajat celsius. Pakaian hangat tahan angin sangat diperlukan dalam pendakian gunung ini. 
Gunung Raung bisa didaki sampai puncaknya yang berkawah melalui empat jalur. Jalur yang paling sering didaki adalah jalur sisi utara gunung Raung, yaitu jalur Sumber Wringin-Bondowoso, tiga jalur yang lain berada di sisi selatan gunung Raung; pertamajalur Kalibaru yang dibuka oleh tim dari mapala Pataga Surabaya pada 2002, kedua jalur Glenmore yang dibuka oleh Mapala UI pada 2003, dan ketiga jalur Luwak. Tim ekspedisi kali ini memilih rute jalur selatan, yaitu jalur Luwak yang mulai dibuka setelah lebaran pada tahun 2006 oleh OPA Luwak Banyuwangi.
Transportasi termudah menuju lokasi ini yaitu dengan menggunakan kereta api arah Banyuwangi dan turun di stasiun Kalisetail, 20 km. sebelah barat kota Banyuwangi. Kemudian naik ojek menuju desa Jambewangi atau langsung menghubungi OPA Luwak.   
Jalur luwak merupakan jalur terbaru di gunung Raung yang masih sangat alami. Bahkan kadang ditemukan jejak yang menandakan masih adanya Harimau Jawa, baik bekas cakaran di pepohonan, kotorannya, maupun jejak kakinya. Flora di sini beraneka ragam dan sangat lebat hingga terasa teduh ketika berjalan pada waktu panas sekalipun. Juga diperlukan golok tebas karena rimbunnya tumbuhan di sepanjang jalur.
Pendakian pada Jalur Luwak dimulai dari desa Jambewangi kecamatan Sempu kabupaten Banyuwangi. Tepatnya dari base camp Luwak dengan ketinggian 300 mdpl. Waktu tempuh normal jalur ini adalah 4 hari dengan melalui jalan pedesaan, hutan karet, hutan campur dan rimbunan belukar rotan dan arbei.  
            Fauna yang terlihat di sekitar lereng selatan Raung yang lembab adalah pacet, semut hutan, luwak, rengit dan burung gagak. Sedangkan flora yang tampak dalam perjalanan kami yaitu anggrek bulan, anggrek biru, lumut jenggot, rotan, arbei dan lain-lain.

Perjalanan Dimulai cekidot gan... :D
Setelah mempersiapkan semua yang telah direncanakan termasuk mengurus tiket kereta yang ilang, tibalah saatnya kami beraksi di alam bebas. 
HARI PERTAMA
Ahad, Tanggal 26 Februari 2012
08.05 WIB
Saya, Mukhtar, I-yoeng dan Rouf berangkat dari kampus menuju stasiun Purwosari dengan 3 motor, setelah sampai di stasiun, Saya ngebut lg mau nitipin si Kebo Abank di rumah Andre, adik tingkat kita di Specta.
08.30 WIB
saya nyampe lagi di Purwosari diantar Andre, kereta Sritanjung pun sudah tiba di stasiun. Hampir aja saya ketinggalan kereta andai gak berlarian dari pintu gerbang stasiun ("^____^). Kereta berangkat dari Purwosari Solo menuju Banyuwangi. Perjalanan panjang penuh makna, menyusuri alam indah nusantara bagian Jawa Tengah-Timur... 
15.40 WIB
Kereta sampai di stasiun Surabaya Gubeng, di sini saya ditanya seorang gadis yang mengenalkan dirinya dengan nama Riska dari mapala Gemapita Universitas Jember (dari awal dia duduk ngeliatin aja... jadi serba salah :hammer). Singkat cerita, saya dikasih nomor hp temen-temen OPA Luwak Banyuwangi. Kita disuruh berhenti di stasiun Kalisetail Banyuwangi. Dari disinilah kita merubah rencana awal yang sebelumnya akan mendaki lewat jalur Kalibaru menjadi tertantang untuk mendaki jalur Luwak yang masih jarang dilalui pendaki. Kami langsung menghubungi OPA Luwak untuk konfirmasi kedatangan kami.
20.25 WIB
Kereta sampai di Kalisetail, kami turun dari kereta dan menunggu jemputan dari teman-teman OPA Luwak, selang 15 menit kemudian mereka (Carlos, Gareng, Tongseng dan lainnya) datang dan menyambut kami dengan keramahan khas mapala. Setelah kita saling berkenalan, kami semua langsung menuju parkiran motor dan meluncur ke desa Jambewangi-Sempu malam ini. 
Poto menjelang pulang ke Solo
21.00 WIB
Setelah 30 menit kami menempuh jalan beraspal rusak dan penuh batu dengan naik motor, akhirnya kami tiba di base camp Luwak di desa Jambewangi. Setelah beramah tamah kurang lebih satu jam, akhirnya kami dipersilahkan untuk istirahat tepat jam 22.00 WIB. Hari yang menyenangkan saat bertemu dengan teman-teman baru... 
Senin, Tanggal 27 Februari 2012
08.00 WIB
Kami dah bangun pagi semua, jalan-jalan cari tau tentang desa Jambewangi dan masyarakat sekitar. Hari ini tidak ada kegiatan berat, rileksasi tubuh dan mandi di sungai yang ada di sebelah basecamp OPA Luwak sambil menunggu teman-teman Luwak yang akan mengantarkan kami mempersiapkan alat-alat pendakian mereka.

Hari ini sebagian besar cuma kami isi dengan main kartu ngabisin waktu.. hadehhh....
HARI KEDUA
Selasa, Tanggal 28 Februari 2012
07.00 WIB
Rutinitas pagi... blablabla...
13.30 WIB
Setelah semua selesai packing, checking akhir sebelum berangkat pendakian, briefing dilanjut poto2..hwehweh.. (sayangnya file poto saya di sini ilang...)
14.00 WIB
Kami semua sudah siap untuk perjalanan menuju puncak gunung Raung, ya..Tujuan kami adalah puncak gunung Raung 3332 mdpl. Rombongan terdiri dari empat orang anggota SPECTA dan empat orang dari OPA Luwak. I-yoeng (Leader), Mukhtar, Rouf dan Saya (Mobiling) dari SPECTA. Tongseng (Leader), Dono, Jabrig (Mobiling) dan Garenk (Sweeper) dari OPA Luwak. Start pendakian dari basecamp Luwak dengan ketinggian sekitar 300 mdpl.(:hammer  tinggi banget bayangan saya saat itu...) Dimulai dengan aspal jalan pedesaan ke arah utara (346ยบ) sampai kira-kira 2 km. kemudian tampak lapangan sepak bola di kiri jalan. Di sebelah utara lapangan ada pertigaan yang mengarah lurus dan ke kiri, kami mengambil arah kiri. Kondisi jalan sudah mulai makadam disertai dengan genangan air dari saluran pipa yang bocor. Di kanan kiri tampak deretan pohon pinus dan gaharu benar-benar nyaman dipandang... sampai bertemu dengan perempatan, kami mengambil arah kanan (utara) menuju desa Sidomulyo-Sempu.
14.30 WIB
Kami memasuki perkebunan pinus milik Perhutani di kiri kanan jalan makadam. 
15.14 WIB
Rombongan sampai di desa Sidomulyo, desa sebelum desa terakhir menuju gunung Raung. Kami beristirahat sebentar di pos kampling pukul 15.20 WIB Sampai pukul 15.45 WIB. mengambil air di sumur warga untuk bekal di perjalanan menuju desa Brakseng II.
16.07 WIB
Rombongan sampai di perkebunan pinus ke-2 dan terus berjalan. (sampai sini capek banget sumpah... T_T ) harus kami akui tenaga temen2 dari OPA Luwak memang kuat2 (tiap hari emang kerjaannya PP ke sini nanamin cabe ma nyari sayuran hutan
16.10 WIB
Tiba di perkebunan cabe, tengok kanan kiri... aman. kita ngambil satu plastik penuh cabe buat masak2 di Brakseng II nanti...hehehe... (maafin kita ya pak... :peace)
17.22 WIB
Sampai di desa Brakseng I dengan disambut lolongan anjing-anjing milik penduduk, kami istirahat sebentar di sini dan mengambil air lagi di sumur penduduk. Desa Brakseng adalah desa yang terdiri dari kurang lebih 5 KK dengan mata pencaharian peternak kambing, pengumpul getah pinus, petani. 
17.44 WIB
Setelah istirahat dan ngobrol dengan seorang warga, kami lanjut berangkat dari desa brakseng I menuju Brakseng II
18.20 WIB
Sampai di brakseng II batas hutan produksi dengan hutan lindung dilanjutkan mendirikan tenda, masak dan makan. Area ini adalah camp pertama pendakian Menuju puncak Raung via jalur Luwak. Hanya ada satu bangunan sebagai tempat istirahat para penyadap getah. Kami beristirahat semalam di sini ditemani seorang penyadap getah yang juga bermalam. 
kuliah... saya lanjut lagi catopernya... 
Rabu, Tanggal 29 Februari 2012
07.30 WIB
Selesai makan, kami mencari air di tong-tong penadah air yang disediakan para penyadap getah di sekitar brakseng II. lumayan, kami mendapat kurang lebih 8 liter air bersih. Balik ke tenda langsung packing dan siap-siap berangkat lagi.
09.11 WIB
Berangkat dari brakseng II dengan tujuan akhir sampai pos 6 atau 7. Kami menuruni jalan kemarin menuju pertigaan dan mengambil arah kanan. Kondisi jalan masih datar dan tanah rerumputan. setengah jam kemudian sampailah kami di Kalimati dan istirahat sebentar mengisi ulang air lagi dan membasahi kerongkongan kami... ^__^ .
Dari Kalimati kami berjalan lagi setengah jam dan sampai di pos I. Kondisi medan pos I sebenarnya luas dan bisa menampung sampai 6-8 tenda namun pacet di sini sudah mendirikan negara alias negerinya pacet. jadi otomatis ga mungkin banget untuk dijadikan kawasan buat nge-camp. 


10.15 WIB
Berangkat dari pos 1. Kondisi medan dari pos I menuju pos II masih landai dengan pacet yang masih setia menemani..hehehe jarak antara pos I dengan pos II kira-kira satu jam perjalanan.
10.52 WIB
Sampai di pos 2, istirahat sebentar sambil ngecek seluruh badan dari rabaan pacet.. :D perjalanan lanjut lagi menuju pos III. Baru berjalan 100 meteran kami langsung disuguhi jalur ngetrek, di sini lumayan menghabiskan tenaga. 
12.00 WIB
Istirahat di pos bayangan sebelum pos III, di sini mulai banyak pohon-pohon tumbang. Hutan campur masih menghias pemandangan di sekitar kami. setelah berjalan 20 menit barulah sampai di pos III dan kami menemukan Anggrek Tudung Biru.. sayang gambarnya juga ilang... :'(
13.39 WIB
Perjalanan masih terus berlanjut meski peluh terus menetes... akhirnya kami istirahat dan melepas haus di dataran yang cukup landai di atas pos III. 20 menit jalan dari sini, kita sampai di pos IV. kanan kiri pos IV jurang kedalaman 5-10 meter. 
14.12 WIB
Berangkat dari pos 4 menuju makam dahulu sebelum ke pos V. jalur mulai nanjak terus... ("^__^)
14.25 WIB
Sampai di makam dilanjutkan nyekar. Sebuah tengkorak ditemukan tahun 2006 waktu pendakian pertama OPA Luwak. Lalu pendakian kedua di tahun yang sama tengkorak baru dikuburkan. Sampai saat ini belum diketahui makam siapa yang ada di sebelah kanan jalur tersebut. namun temen-temen dari OPA Luwak menghormati makam tersebut dengan cara nyekar tadi... :2thumbup
setelah nyekar kita lanjut lagi jalannya gan..
15.00 WIB
Tiba di pos 5 dengan jalur bervariasi dan dua jembatan dari batang pohon yang tumbang yang memacu adrenalin karena kanan kirinya jurang... di sini harus ekstra hati-hati karena pohon jembatan itu juga licin penuh lumut.
15.40 WIB
Berangkat dari pos 5 jalur ngetrek dengan masih ketemu lagi sama jembatan pohon yang membutuhkan keseimbangan badan saat jalan.
16.30 WIB
Kami sampai di Pondok Rengit, shelter yang muat satu tenda kapasitas 8 orang. Kira-kira 20 meter sebelum pos 6. Tongseng dengan sigap langsung mendirikan tenda untuk bermalam sementara yang lain istirahat dan menyiapkan makan malam. Setelah matang kami langsung makan nasi dengan menu mie, jepan dan pakis. buatan Jabrig dan I-yoeng. senja di Pondok Rengit penuh dengan Rengit. sejenis hewan kecil mirip nyamuk yang hanya terbang muter-muter di kepala kita.. bikin pusing... :p 
Kami memutuskan untuk bermalam di sini.
Senja di Pondok Rengit

Packing di Pondok Rengit
Kamis, 01 Maret 2012
05.45 WIB
Bangun tidur, santai-santai dan masak. Sebagian “ngucing“ BAB :D , setelah itu kami packing dan melanjutkan perjalanan pukul 07.40 WIB. selang 7 menit perjalanan kita sampe di pos 6.
07.50 WIB
Berangkat dari pos 6, awal perjalanan landai karena kita berada di puncakan. setelah turun dari puncakan, naik lagi dengan jalan dipenuhi tumbuh-tumbuhan merambat yang licin ketika terinjak. banyak akar-akaran di sepanjang jalan yang kadang mengganggu langkah-langkah lebar kita.. asyik deh jadi sering kesandung.... :D
08.25 WIB
Sampai di  pos 7, jalur sangat curam. di sini cuma bisa untuk duduk2 istirahat aja.. gak bisa diriin tenda. Jalan lagi sebentar dan kita sampai di camp di atas pos 7 dengan jalur ngetrek dan banyak pohon melintang. di sini kami mulai menemukan banyak anggrek bulan dan lumut jenggot. istirahat dan ambil gambar.
08.50 WIB
Berangkat dari camp di atas pos 7. tiga puluh menit kemudian rombongan mendengar suara burung Rangkok, merdu khas alam liar.. :D kami juga melihat anggrek tanjung biru. satu jam kemudian istirahat lagi.
10.20 WIB
Kami berangkat lagi, tenaga sudah mulai banyak yang terkuras. karena dari sini kita sudah mulai pegang golok buat nebasin arbei dan rotan yang rindang menutup jalur.
11.12 WIB
Akhirnya kita sampai di pos Pondok Rukun, maksud hati mau istirahat bentar bikin kopi n ngemil roti, malah turun hujan :hammers maka diputuskan ngecamp di sini deh, selesai mendirikan tenda, masak, makan, lanjut dengan ngobrol soal cewek-cewek idaman masing-masing sampai malam.. :D
19.00 WIB Istirahat karena hujan tak kunjung reda :'(
Jum’at, 02 Maret 2012
06.45 WIB Bangun tidur, santai-santai, masak dan makan sejam kemudian langsung jalan lagi setelah beres2. 90 menit kemudian kita dah sampe di pos 8, istirahat bentar, jalan lagi dan semakin parah jalurnya, akhirnya kita bikin jalur baru karena jalur lama dah tertutup rapat oleh semak berduri.
09.10 WIB
Sampai di pos 9, istirahat 20 menit buat balikin tenaga.. di depan pos 9, terlihat kondisi trek yang semakin curam, banyak semak belukar berduri (rotan dan arbei) sepertinya semakin bikin frustasi...wkwkwk
11.21 WIB Sampai di pos 10, hujan langsung turun mengguyur. Penulis, Tongseng dan Garenk mengambil air di jalur laba-laba menuju pos 11 puncak tertinggi jalur selatan. Jalur ini sudah tertutup karena minimnya pendaki yang lewat jalur ini semenjak ditemukannya jalur puncak Pandawa Lima yang ditemukan tahun 2009 lalu. Kami sempat tersesat karena sulitnya menemukan jalur. Kemudian penulis mengumpulkan kayu-kayu dan ranting-ranting yang sudah tumbang setelah sampai di pos 10 lagi.
16.00 WIB setelah hujan agak mereda sebagian masak dan yang lain menyalakan api unggun karena dingin mulai menyapa kami.    
21.00 WIB brifing sebentar setelah makan malam buat jadwal summit attack besok pagi.
awal summit attack dah disuguhi tebing pasir padat...

Terlihat puncakan gunung Merapi Jatim dan Kawah Ijen

benar-benar puncakan yang membedakan dengan puncakan gunung pada umumnya

Amazing view :o
Sabtu, 03 Maret 2012
04.00 WIB rutinitas pagi, prepare summit attack
05.30 WIB berangkat ke puncak Pandawa Lima dari pos 10 (arah utara lurus)
05.55 WIB sampai di batas vegetasi dan melewati Thokor Gede (bekas telapak kaki yang besar) di batuan menuju puncak. Namun Thokor Gede sudah tidak ada ketika penulis melewatinya. Ini menandakan bahwa kondisi tanah dan batuan di Raung berubah-ubah karena kondisi cuaca yang tidak stabil.
07.21 WIB
Sampai di puncak, Tongseng adzan sebentar kemudian kami mengabadikan keindahan puncak yang curam dan kawah Raung yang masih mengepulkan asap. sangat susah ngambil gambar di sini karena g ada tempat datar.
Ini penampakannya....
08.00 WIB Turun dengan selancar pasir Raung.

09.00 WIB Sampai di pos 10, packing, berdoa sebentar dan langsung turun menuju pos 9.
09.45 WIB Berangkat turun dari pos 10 ke pos 9.
10.11 WIB Sampai di pos 9, istirahat sebentar lanjut turun ke pos 8.
10.22 WIB Sampai di pos 8.
11.11 WIB
Rombongan sampai di pos 7, setelah itu langsung turun dengan berlari tanpa henti dan tanpa mencatat perjalanan. Sampai di Base camp Luwak pukul 18.00 WIB. Kemudian kami istirahat sambil bercerita dengan teman-teman OPA Luwak yang tidak ikut perjalanan kami sampai pukul 20.00 WIB, kemudian kami mandi di sungai belakang base camp  Luwak.
Pergi ke warnet untuk kirim kabar ke teman-teman di Solo dan rumah sampai pukul 23.00 WIB lalu kami kembali ke base camp Luwak untuk istirahat.
Ahad, 04 Maret 2012
Bangun jam 09.00 WIB setelah itu tukar poto dengan teman-teman OPA Luwak dan main kartu sampai malam sambil mengembalikan kesegaran badan kami masing-masing.
Senin. 05 Maret 2012
05.00 WIB bangun pagi, mandi dan packing.
08.00 WIB menuju stasiun Kalistail naik kereta Pandanwangi menuju Jember karena kita sudah berjanji untuk mampir ke Gemapita Unej.
11.00 WIB sampai di stasiun Jember di jemput Vibrator dkk. dari Gemapita. Kami langsung menuju ke sekretariat Gemapita.
Kami beramah tamah dan mengucapkan terima kasih terutama kepada Vibrator karena telah mengenalkan kami kepada OPA Luwak dan jalur selatan gunung Raung. Setelah menginap semalam di secretariat Gemapita Unej Jember, kami pulang ke Solo pada Selasa, 06 Maret 2012 pukul 08.00 WIB dengan kereta Sritanjung yang sudah dipesan tiketnya saat tiba di Jember. Pukul 20.00 WIB kereta sampai di stasiun Purwosari dan langsung menuju ke pasar buah menunggu jemputan dari SPECTA. 
nantikan catoper berikutnya gan... :D

Kamis, 07 Mei 2015

Menggabung Peta Navigasi.net dengan Peta Kontur dan Peta Dem

berkaitan dengan tutorial sebelumnya : Membuat Tampilan 3D di Mapsource dan Garmin Basecamp


Gps yang kita gunakan mungkin tidak hanya dipakai di kota, tapi juga di pelosok maupun di gunung. Untuk mendapatkan tampilan gps yang lengkap, perpaduan antara jalan raya, waypoint penting di kota, dan kontur, kita perlu menggabungkan beberapa peta. Peta yang kita butuhkan yaitu :


  1. Peta Navigasi.net, masuk situs http://navigasi.net/ kemudian pilih menu - peta - download - pilih link download - pilih untuk garmin
  2. Peta Kontur dan Peta Dem, masuk ke http://mapsgps.blogspot.com/2014/02/download-peta-indonesia-merger-dem.html kemudian download semua dari part 1 sampe part 26. Lakukan langkah yang ada di tutorial Membuat Tampilan 3D semua di atas terlebih dulu. Peta ini merupakan gabungan dari peta kontur, dem dan navigasi.net seri 2.52


Tampilan di Mapsource, terlihat jalan raya, waypoint dan kontur

peta navigasi selalu mengalami perkembangan, banyak track dan point yang selalu di update. Oleh karena itu, kita perlu mengganti terus gabungan peta ini. Langkah yang dilakukan seperti melakukan penggabungan peta dari awal lagi. Cuma bedanya nanti peta DEM dan Kontur nya dipake lagi, peta navigasi.net seri lama kita ganti ke seri yang baru. Software yang dibutuhkan :
  1. GmapTool
  2. CgsMapper
  3. Mapset Toolkit

langkah-langkah yang harus dilakukan sebagai berikut :
  1. Install peta navigasi.net seri terbaru
  2. buka GmapTool
  3. pilih Add files, pilih folder tempat menginstal gabungan file sebelumnya, pilih file dengan format (.img) semua yang bertuliskan angka, pilih ok
  4. tampilan file yang ditambahkan, pilih file dengan mapset nama propinsi (file ini merupakan file peta navigasi.net seri sebelumnya), pilih delete untuk menghapus
  5. pilih add files lagi, pilih folder tempat menginstal file peta navigasi.net seri terbaru,biasanya di c/myMaps/Navigasi/Garmin. Pilih semua file dengan tipe (.img) kecuali 1 file (,img) yang terletak terpisah. Pilih Ok. File peta dem dan kontur sudah ditambahkan file peta navigasi seri terbaru.
  6. pada menu GmapTool diatas pilih option (lihat di gambar di bawah)
  7. pilih menu Join (lihat gambar di bawah), pilih output file untuk menyimpan hasil file peta gabungan nanti (terserah bisa dimana aja). Mapset Name juga diisi. Kemudian pilih Join All, tunggu prosesnya. Klo dah selese, close program GmapTool
  8. hasil file Join dengan ukuran cukup besar. Langkah selanjutnya melakukan penginstalan peta gabungan tersebut
  9. Buka GmapTool lagi. Add Files, pilih folder tempat peta gabungan tadi
  10. Pilih menu Split. pilih directory, tempat file akan disimpan (lihat gambar di bawah). Pilih Split All. Tunggu prosesnya. Closed program GmapTool.
  11. Buka program MapsetToolkit. pilih Select IMG, pilih folder tempat file yang di split tadi. pilih Select All. pilih Add di kolom samping, tunggu proses selese, pilih Select All
  12. pada kolom cgsMapper, arahkan ke tempat instal cgsMapper. pada kolom Gmaptool, arahkan ke tempat instal GmapTool. pada kolom kanan, centang install in mapsource. pilih Start. tunggu prosesnya sampe selese. 

Langkah nomer 4. Pilih file dari navigasi.net (format .img) dengan mapset nama propinsi


langkah nomer 5. tambahkan file dari navigasi.net seri terbaru, pilih file format (.img) kecuali file (.img) yang terpisah di atas


langkah nomer 6. tampilan menu option


langkah nomer 7. pilih menu join, pada Output File, isi directory folder untuk tempat menyimpan file, dan file diberi nama dengan format belakang (.img). Mapset name juga diisi


Langkah nomer 7. Pilih Join all, kemudian tunggu prosesnya. Jika sudah selese, tampilan seperti gambar di atas. Program Gmaptool ditutup



langkah nomer 8. hasil file join, dengan ukuran cukup besar


langkah nomer 10. buka gmaptool, add file dengan file gabungan tadi. pilih menu split. isi directory folder tempat menyimpan file. pilih Split All. Tunggu proses sampe selese


langkah nomer 10. proses split sudah selese. program gmaptool ditutup


langkah nomer 11. buka mapset toolkit. pilih select IMG, masukkan file hasil dari folder split tadi. pilih select all. Kemudian kolom sebelah, pilih Add, tunggu proses selese. pilih select All



langkah nomer 12. Map directory diisi, mapset name juga diisi. kolom cgsmapper arahkan ke folder tempat instal cgsmapper. kolom gmaptool arahkan ke folder tempat instal gmaptool. Sisi sebelah kanan, centang intall in mapsource. kemudian pilih Start. akan ada tampilan proses di DOS, muncul pilihan proses registry regedit pilih oke. klo sudah selese ada pemberitahuan.


tampilan mapsource dengan peta gabungan dari peta dem, kontur dan navigasi


NB. 
Jika tampilan peta masih hitam putih, coba buka lagi mapset toolkit, pada kolom mapset installed, pilih peta yang tadi diproses sebelumnya, pilih edit. pada kolom Typ, pilih file dari folder C/navigasi/garmin/ pilih file 11838.typ, lalu apply.

cek tampilan lagi di mapsource




Rabu, 06 Mei 2015

GIRINDRA WANGSA


GIRINDRA... THE LORD OF THE MOUNTAIN

inilah jaman atau waktu dimana manusia menguasai gunung,

senang tapi prihatin....




seiring dengan perkembangan, manusia selalu berubah secara dinamis, menyesuaikan pola pikir dan tindakan yang dianggap sesuai dengan masanya. Dulu mendaki atau naek gunung dianggap suatu tindakan yang ekstrim, dilakukan hanya oleh orang tertentu, dengan tujuan tertentu. gunung dipandang sebagai suatu tempat yang eksklusif, tempat dimana orang mencari ketenangan, mencari inspirasi baru, melakukan ritual ataupun sekedar mencari wangsit.

dengan semakin mudahnya akses informasi dan publikasi, berbagai pengalaman tentang ihwal pendakian dapat dishare dan dinikmati banyak orang. informasi mengenai indahnya alam Indonesia dapat diperoleh dari cerita, rangkaian catatan perjalanan, maupun foto. efek positifnya tentunya kita semakin tahu bahwa Indonesia mempunyai bentang alam yang sangat bagus, mempunyai gunung-gunung yang keren, yang tidak kalah dengan luar negeri. Gunung-gunung di Indonesia mempunyak variasi yang lengkap, mulai gunung dengan hutan heterogen, gunung batu, gunung api dan bahkan gunung dengan salju. istilahnya, kalau di Indonesia ada, ngapain harus ke luar negeri??

mendaki gunung sedang ngetrend sekarang. biar kekinian, banyak orang pengin mencoba rasanya mendaki gunung. tidak hanya mall dan tempat belanja yang ramai sekarang, gunung pun juga. terutama lagi jika long wiken. mendaki gunung menjadi kegiatan yang lumrah dan bukan suatu hal yang menakutkan lagi. kita jadi punya banyak teman, bisa berbagi cerita, berbagi logistik dan tentunya berbagi biaya transpot.


suasana puncak Cikuray, Garut, Jawa Barat


naek gunung pun bisa macet


suasana kumbolo, Semeru



namun, sudah menjadi tabiat dari orang Indonesia, yang sampai sekarang belum bisa hilang, ajang pendakian selalu menyisakan kesan yang negatif. Masih ada sebagian orang yang belum bisa menghilangkan kebiasaan membuang sampah sembarangan, corat-coret di media yang ada di jalur pendakian bahkan di pohon, menebang pohon secara sembarangan, mengambil edelweis, beol di sembarang tempat, dan sebagainya. Banyak sekali penmas yang diadakan oleh adventure organizer, secara komersial cukup bagus, pemasukan bagi pengelola gunung, taman nasional, maupun warga sekitar. tetapi kadang dampak lingkungannya lebih banyak dan sulit dikendalikan. Peraturan dan sanksi saja tidak cukup untuk mengurangi efek negatif tersebut, dibutuhkan kesadaran dari setiap orang untuk menjaga kelestarian, seperti ketika merawat dan menjaga rumah sendiri.


mencuci peralatan langsung di tempat air, apalagi menggunakan sabun, dapat menyebabkan air kotor, tercemar, dan kurang layak dikonsumsi


sampah yang ditinggal di kumbolo, semeru
kuat bawa naik, masa gak kuat bawa turun??


sampah yang ditinggal di surya kencana gunung gede,
apakah masih mengganggap sama seperti di kota, dengan menaruh sampah, nanti ada petugas kebersihan yang mengangkut??


berkreasi tapi salah tempat



beberapa vandalisme dan coret-coret yang merusak fasilitas dan mengganggu pandangan


tugu burangrang,
beberapa kali di cat tetap saja setelah itu kotor lagi


corat-coret dan tempelan stiker yang bikin kotor plang tanda lokasi 


stiker yang asal tempel,
ajang pamer nama organisasi atau kelompok??


maksud pesan yang bagus tapi salah tempat


tidak hanya memetik, tapi mencabut edelweis seakar-akarnya


gunung bukan hanya untuk didaki saja, tapi juga sebagai ajang jalur motorcross


vandalisme apakah hanya sebatas hanya coret-coret dan memasang stiker saja??
jika menilik arti katanya sendiri sebenarnya segala hal yang dapat menyebabkan kerusakan termasuk vandalisme. ada hal-hal lain yang sering ditemukan di jalur pendakian, seperti plang penunjuk yang cukup banyak, terutama plang pos, dan  plang di puncak dengan nama kelompok/organisasi masing-masing. terlebih lagi memasangnya dengan dipaku di pohon, ada yang memasang bendera dan banner  dan lain-lain. lantas, jika dari pihak yang berwenang sudah memasang penanda plang, yang lain-lain tersebut fungsinya untuk apa??apakah masing-masing ingin terkenal dan eksis???

bukankah kita selalu berprinsip, jangan tinggalkan sesuatu kecuali jejak??



tempelan di puncak raung 


 
plang di lawu,
mungkin cuma 1, tapi kalau yang lain ingin meniru dengan membuat plang yang sama, apa tidak menjadi ajang pameran??


penanda pos,
kenapa harus memasang lagi kalau fungsinya sama??





Nah, jika kebiasaan dan budaya seperti tidak bisa hilang, bagaimana nasib gunung ini nanti ke depannya? 





JANGAN MERUSAK TEMPAT BERMAIN KITA, 
BUKAN HANYA KAMI




Manfaatkan tapi tetaplah peduli dan menjaga







Kamis, 30 April 2015

jadi dokter tapi tetap mendaki??? bisa aja...



Profesi dokter ataupun dokter gigi dan kegiatan mendaki gunung merupakan hal yang menyenangkan, karena sama-sama berinteraksi dengan banyak orang, membutuhkan kerjasama dengan orang lain dan saling membantu. Meskipun sama-sama berat, tetapi kalau dilakukan dengan senang hasilnya juga enjoy aja. Namun sebagian besar rekan dan teman sejawat menganggap hal tersebut sulit untuk diwujudkan, menjadi dokter/dokter gigi tetapi tetap mendaki gunung, apa iya??

Klo dibilang dokter dan dokter gigi merupakan profesi yang super sibuk, mulai dari kuliah sampai nanti waktu sudah kerja, menurutku nggak juga. Waktunya kuliah, ya kuliah aja. Waktu kerja ya kerja aja, asal waktu libur harus dimanfaatkan semaksimal mungkin. Jangan sampe waktu libur tersita buat mikirin kuliah ataupun kerjaan yang gak slesai2. Klo masih ada tugas, tinggalin aja deh, naek gunung dulu biar fresh… :D

bersama drg.Ria dan drg.Ika (gn.semeru)


bersama Ulin (adek kelas FKG Unej)


Trus mendaki gunung kan berat? Emang bisa buat dokter?

Saya sih termotivasi dari pengalaman senior2, ada drg.Prapti Heryani, yang tetep bisa jalan2 dan naek gunung, bahkan keliling Indonesia. Ada juga dr.Agung Hadyono, yang bahkan bisa sampai luar negeri. Dibutuhkan niat yang kuat untuk sekedar meluangkan waktu jalan2 menikmati pemandangan di gunung. Naek gunung tidak melulu menjadi hobi yang berat. Naek gunung bisa untuk sekedar refreshing, menghilangkan kejenuhan dari pekerjaan dan bising kota, untuk olahraga dan mencari udara yang segar. Tinggal bagaimana kita mengelolanya, dibuat enjoy aja.

memancing di gunung rinjani


pemandangan dari gunung merbabu


pemandangan dari gunung kembar arjuna-welirang


pemandangan dari gunung merapi


suasana sabana di gunung argopuro


senja di gunung dempo


Dulu saya mendaki gunung juga karena ikut-ikutan, klo untuk istilah sekarang pendaki 5cm, pendaki alay, nubi, dsb ; sampai sekarang masih juga sih. Alat-alat cuma pinjam teman, pakai jaket seadanya, tenda juga numpang, ilmu juga seadanya. Namun dari hasil beberapa kali percobaan pendakian, dari situ saya bisa belajar, mendaki gunung tidak bisa hanya asal2an, harus ada persiapan, baik fisik, mental maupun peralatannya. jangan sampai kita menyusahkan orang lain karena kita tidak siap.
Hal positif yang bisa didapat dari mendaki gunung adalah punya banyak teman. Sudah pasti kita butuh bantuan orang lain, baik saat pendakian maupun hal lain. Nah temen pendaki biasanya lebih loyal, karena pernah merasakan susah dan senang bersama naek gunung. Biasanya hal tersebut terbawa sampai kita kembali ke kota, saling berkontak, bertukar informasi, dan tidak jarang yang ketemu jodoh dan akhirnya menikah..

badut gunung (kalimati - gn.semeru)


merayakan ultah - gn.argopuro


bersama temen2 dari gemapita dan vertex (unej), palamega dan avante (ugm)


meski mendaki, tetap menjaga kesebersihan gigi 
(sosialisasi dan sikat gigi bareng)


Beberapa teman mempunyai profesi bermacam-macam. Ada yang jadi guru, dosen, perawat, pedagang, polisi, tentara, dsb. Tetapi kalau sudah di gunung semua sama, gak ada yang istimewa, duduk sama tinggi, berdiri sama rendah, berjalan sama sempoyongan. Kesempatan bertemu dengan beberapa orang dengan latar belakang yang berbeda membuat wawasan kita menjadi luas, tidak hanya melulu gigi…gigi…mulut…mulut…

Kalau mau mendaki mulai dari mana dulu?
Mendaki memang menyenangkan, bagi yang bisa mempersiapkan dan mengelola perjalanannya, tetapi bisa menjadi fatal kalau persiapannya hanya asal-asalan. Takarannya dari kemampuan fisik sendiri. Kalau memang tidak punya banyak waktu untuk latihan, mulai dulu dari gunung-gunung yang tidak terlalu tinggi, atau sekedar berwisata di daerah pegunungan, seperti gunung bromo dan kawah ijen. Jika sudah merasa siap, baru ke gunung dengan level yang lebih tinggi, seperti gunung lawu, gunung merapi, gunung merbabu,dll. Saya sampai sekarang juga masih belajar, baru mencoba naik ke gunung-gunung dengan ketinggian 2000-3000 mdpl. Gunung lawu, yang notabene dekat dengan rumah, merupakan tempat bermain favorit. Jalurnya cukup jelas, jika dari cemoro sewu-Plaosan-Magetan sudah tertata jalur batu sampai menjelang puncak. Di atas juga ada warung favorit para pendaki, warung Mbok Yem. Sehingga pendakian menjadi menyenangkan dan tidak terlalu berat.

puncak hargo dumilah gn.lawu


warung mbok yem ; oyyib, putra kedua mbok yem


warung tertinggi


Untuk daerah Jawa Timur sendiri, beberapa gunung menjadi favorit untuk pendakian. Saya menyebutnya seven summit Jawa Timur, meniru dan merujuk dari adanya seven summit dunia dan seven summit Indonesia. 7 gunung tersebut yaitu:
1. gunung raung (sekitar Jember-Bondowoso-banyuwangi)
2. gunung Argopuro (sekitar Probolinggo dan Situbondo)
3. gunung semeru (sekitar Malang dan Lumajang)
4. gunung arjuna (sekitar Malang, Pasuruan)
5. gunung welirang (sekitar Malang, Pasuruan dan Mojokerto)
6. gunung wilis (sekitar Kediri dan Madiun)
7. gunung Lawu (perbatasan jawa Timur dan Jawa Tengah)

Gunung-gunung tersebut mempunyai keistimewaan masing-masing; Gunung Raung merupakan gunung dengan kawah terbesar di Jawa, gunung Argopuro merupakan gunung dengan trek terpanjang di Jawa, gunung semeru merupakan gunung tertinggi di Jawa, Gunung arjuna mempunyai jalur yang cukup banyak, gunung welirang menjadi tempat tambang belerang tertinggi di Jawa, Gunung wilis mempunyai banyak puncak dan gunung Lawu mempunyai warung tertinggi di Jawa. Gunung-gunung tersebut merupakan sapta pesona Jawa Timur, membujur dari barat ke timur berderetan. Kalau banyak orang berlomba2 untuk berwisata ke luar negeri, atau mendaki gunung salju yang ada di luar, saya sudah cukup senang bisa mendaki 7 gunung di Jawa timur ini. Karena keindahannya tidak kalah dibanding dengan yang lain.
seven summit jawa timur


Mendaki gunung tidak melulu hanya persoalan jalan kaki, bawa tas keril, naek sampai puncak, tetapi kita juga bisa mengembangkan hobi lain. Bagi yang suka fotografi tentunya pemandangan alam merupakan obyek yang bagus untuk melatih seni dan insting fotonya, mulai dari sunrise, sunset, bunga edelweiss, sabana, danau,dsb. Sedangkan untuk yang hobi memasak, di gunung merupakan kesempatan untuk belajar masak-memasak, meskipun dengan rasa yang tidak karuan, tetapi masakan tersebut merupakan wujud ekspresi diri. Sebagian orang yang di kota merasa malas memasak, di gunung bisa menjadi tertarik. Jadi kita tidak hanya sekedar jadi pendaki biasa, tetapi juga fotografer dan koki yang handal.

masak di gunung gede

makan bareng - gn.raung



Satu hobi, banyak manfaat….mari mendaki gunung….






kawah gunung raung


mahameru